PAHALA MENGALIR UNTUK ANDA....
Disebutkan dalam Shahih Muslim
--dari hadits Abu Mas'ud Al-Anshari Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam, bahwa beliau bersabda. Artinya: "Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya."
______ [ Semoga kita dimudahkan untuk mengajarkan kebaikan ] ____________

Rabu, 24 Desember 2008

Dilema Perayaan Tahun Baru


Saudaraku, diantara nikmat terbesar dari Alloh adalah nikmat ditunjukkan jalan yang lurus. Jalan yang lurus ini telah ditetapkan sendiri oleh Alloh, Rabb Pemilik Alam Semesta. Bukan jalan yang bercabang, lagi jalan yang tercerai berai. Akan tetapi jalan yang satu. Sungguh siangnya seperti malam. Telah tampak atas kita jalan tersebut. Banyak kaum merindukannya. Cercaan dan hinaan justru membuat orang berganti haluan menujunya. Semua orang bisa merasakan kedamaian bersamanya. Bahkan orang yang benci sekalipun, akan kagum padanya. Hingga mereka pun mengikutinya. Itulah agama Islam.

Banyak yang mencibir, berusaha menghilangkan jati dirinya. Mencampuradukkan ajarannya dengan yang batil. Akan tetapi Islam akan terus terjaga oleh pemilik risalah itu sendiri, Alloh jua. Diantaranya, perayaan tahun baru. Orang-orang non muslim merayakan, kenapa pula kita orang muslim merayakannya? Entah perayaan Tahun Baru Masehi atau Tahun Baru Hijriyyah?

AlQuran dan Hadits Rosul telah mengajarkan kebaikan yang sempurna kepada umat manusia, termasuk di dalamnya hanya menjadikan Idul Fithri dan Idul Adha sebagai hari besar saja, tanpa memasukkan tahun baru dan perayaan lainnya sebagai perayaan umat Islam. Cukuplah atas kita AlQuran dan Hadits, menjadikan hidup tenang dan bahagia, yang selama ini dicari orang-orang ke sana ke mari, lewat pelatihan-dugem-pesta pora; padahal justru malah membinasakan.

Perayaan tahun baru akan menjadikan Anda menyerupai orang-orang non muslim. Padahal jelas kita dilarang menyerupai mereka dalam kekhususan mereka. Mengikuti mereka yang dhohir, maka batinpun lambat laun akan tergerus mengikutinya. Sungguh Anda telah mulia dengan keislaman Anda. Jangan mengganti emas dengan besi berkarat.

Sekali lagi, partisipasi dan senang atas perayaan tersebut justru membuat orang-orang non muslim tambah senang. Artinya menurut mereka, kita sebagai orang muslim seakan-akan menjadi ridho atas perayaan tersebut. Padahal jika perkara kekufuran kita ridhoi, maka azab yang dahsyat siap-siap menerkam kita. Maka, kasihanilah dirimu, jaga diri serta keluargamu dari azab yang bergolak. Dan ingatlah tidak ada toleransi dalam aqidah, bagimu agamamu dan bagiku agamaku.

Sekiranya Anda mengucapkan selamat atas perayaan hari-hari besar mereka, maka aduhai, Anda telah berbuat dosa besar, melebihi dosa zina, membunuh dan minum khamr. Kami tahu, Andalah yang paling jauh dan jijik dengan dosa-dosa besar tersebut.

Kami nasihatkan kepada kami sendiri serta para pembaca yang hatinya bersinar, ikutilah petunjuk Alloh dan RosulMu saja. Tengoklah awal penanggalan Hijriyyah di zaman Rosululloh dan para sahabat. Di dalamnya tidak ada satupun perayaan-perayaan besar di luar syariat. Oleh karenanya, mengapa dan kenapa kita menambahkan perayaan yang baru di dalam kalender Hijriyyah?

"Artinya : Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kami beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran" [Al-Baqarah : 109].

"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan nashrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu) ; sebagaimana mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin ; maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim" [Al-Maidah : 51].

"Artinya : Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih saying dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya" [Al-Mujadillah : 22].

"Dan janganlah bertolong-tolongan di atas berbuat dosa dan melampaui batas, bertakwalah kepada Allah karena sesungguhnya Allah amat pedih siksaanNya" [Al-Maidah : 2].

"Artinya : Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yang lebih baik dari keduanya : Iedul Adha dan Iedul Fithri" [Hadits Shohih].

Umar bin Al-Khaththtab Radhiyallahu 'anhu berkata, "Janganlah kalian mengunjungi kaum musyrikin di gereja-gereja (rumah-rumah ibadah) mereka pada hari besar mereka karena sesungguhnya kemurkaan Allah akan turun atas mereka", dan berkata lagi, "Hindarilah musuh-musuh Allah pada momentum hari-hari besar mereka" [Keduanya riwayat Imam Al-Baihaqy].

Dan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Barangsiapa yang berdiam di negeri-negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festifal seperti mereka serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka" [Syarh Sunan Abi Daud, syarh hadits no. 3512].

Rujukan: http://www.almanhaj.or.id/content/1263/slash/0
[Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta, No. 21049, tgl. 12-08-1420]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar