PAHALA MENGALIR UNTUK ANDA....
Disebutkan dalam Shahih Muslim
--dari hadits Abu Mas'ud Al-Anshari Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam, bahwa beliau bersabda. Artinya: "Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya."
______ [ Semoga kita dimudahkan untuk mengajarkan kebaikan ] ____________

Kamis, 25 Desember 2008

Pacaran Bertiga


Secara fitroh, mulai muncul dalam diri anak-anak muda kita perasaan cinta dan kasih kepada lawan jenis. Para jejaka mulai berdegup kencang jantungnya ketika akan bertemu primadonanya. Sedang para gadis, belajar menghiasi pipi serta bibirnya dengan polesan merah, pertanda siap menyambut sang pujangga di depan gang sana.

Setelah keduanya bertemu di bawah rintikan hujan diterangi sinaran rembulan, jejaka itu mulai mengeluarkan keahliannya. Menggoda dan mencandai si gadis. Si gadis makin terpikat dan tambah erat menggandeng tangan lelaki itu. Entah sudah berapa banyak tangan lelaki yang telah dipegangnya. Tunggu dulu, ternyata mereka berdua tidak sendiri. Ada yang mendampingi mereka. Entah mulai kapan sosok itu membuntutinya. Memang benar, tidak ada orang pacaran hanya berdua saja. Pasti ada yang ketiga. Setan yang menjadikan indah dan menghiasi diri mereka dengan keindahan yang menutupi keburukan dari pacaran.

Maka jangan pernah merestui diri Anda dibuntuti setan ketika berpacaran. Solusi bijak hendak kami sampaikan kepada Anda. Bersegeralah dalam berpacaran Islami. Saya sendiri sungguh bersemangat untuk melakukannya. Yakni pacaran setelah menikah. Memang seperti mustahil, karena dalam benak kita muncul tanya jawab besar, bagaimana kita mengetahui pribadi si fulan jika kita tidak pernah menjajaki diri serta karakternya?

Kita mulai dari tahapan awal. Mencari sosok jejaka atau gadis idaman kita. Kemudian, cobalah cari identitas, kelakuan serta kepribadiannya. Apakah dia yang Anda maksud menjadi pasangan setia Anda? Bisa bertanya lewat saudara, teman karib, tetangga dan orang di sekitarnya. Diantara jawaban hasil investigasi Anda, akan didapatkan jati diri yang jelas tentangnya. Berbeda dengan pacaran lazimnya, dimana setiap pasangan berusaha menutup erat kekurangan mereka dengan topeng tebal, sehingga yang tampak hanyalah kesempurnaannya, sedang aibnya seakan tak pernah dianggap.

Hingga sampai Anda menikah dengannya, selanjutnya terserah Anda. Biasanya, mereka yang langsung menikah tanpa pacaran, sering salah tingkah ketika kali pertama bertemu di atas pelaminan. Pertanda malu-malu mau. Dan ini baik. Cintanya mulai mereka rajut ketika itu. Cinta pertama yang hanya ditujukan kepada pasangannya. Yang ada benar-benar cinta murni, cinta yang belum pernah ditumpahkan kepada siapapun. Dunia serasa milik mereka berdua. Cinta yang syar'i. Berawal dari pacaran yang syar'i. Pacaran setelah menikah. Dan berakhir dengan keluarga penuh sakinah. InsyaAlloh.

Apakah pacaran Anda, pacaran yang islami?

"Artinya : Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya" [Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim].

“Cinta yang dibungkus dengan pacaran, pada hakikatnya hanyalah nafsu syahwat belaka, bukan kasih sayang yang sesungguhnya, bukan rasa cinta yang sebenarnya, dan dia tidak akan mengalami ketenangan karena dia berada dalam perbuatan dosa dan laknat Allah. Terlebih lagi jika mereka hidup berduaan tanpa ikatan pernikahan yang sah. Mereka akan terjerumus dalam lembah perzinaan yang menghinakan mereka di dunia dan akhirat”
( Ust Yazid bin Abdul Qodir Jawas, http://www.almanhaj.or.id/content/2080/slash/0 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar