PAHALA MENGALIR UNTUK ANDA....
Disebutkan dalam Shahih Muslim
--dari hadits Abu Mas'ud Al-Anshari Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam, bahwa beliau bersabda. Artinya: "Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya."
______ [ Semoga kita dimudahkan untuk mengajarkan kebaikan ] ____________

Senin, 22 Desember 2008

Ibuku, Surgaku


Saya tidak kuasa untuk menulis tentang kasih Ibu kepada saya. Saya katakan, bahwa seandainya saya menggotong ibu saya dari Malang sampai tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, sungguh belum bisa menggantikan kebaikannya terhadap saya. Ibu, saya berusaha, agar takkan sedetikpun membuat hati Ibu sedih. Ibu melahirkanku, dalam keadaan susah di atas susah. Mendidikku dengan sekuat tenaga, entah apakah Ibu ketika itu memikirkan kondisinya sendiri? Ketika saya kecil hendak beol, Ibu menghentikan makannya, dan beralih membantu saya masuk ke kamar mandi hingga membersihkannya sendiri dengan tangannya.

Sekarang, tawa yang diinginkannya dari hiburan kita, untuk menggantikan isak tangisnya dulu ketika merawat kita dari buaian, justru tidak terjadi. Kita benar-benar menjadi anak yang keras dan kaku kepada beliau. Bila disuruh, terkadang kita menahannya bahkan membentaknya. Bila berkata terkadang kata-kata kita bukan kata-kata pilihan, sehingga hatinya tambah tersayat dan terluka.

Sekarang, kita lebih memilih jauh darinya. Memilih kerja di luar kota, yang jauh dari rumah Ibu. Subhanalloh, seakan-akan hati kita telah mati. Wahai para anak, Ibumu setiap hari menangisimu, merindukanmu, mendoakanmu! Sedang engkau tinggal jauh dari Ibumu, bersenang-senang dengan anak dan keluargamu, bekerja dan hidup di rumah mewah, tanpa pernah memikirkan nasib Ibumu, kecuali setahun sekali, lebaran.

Seandainya, ada seteguk tehHangat engkau seduhkan kepada Ibumu, Tuhanmu lebih ridho atasmu, ketimbang hari-harimu yang engkau habiskan memperbaiki penghidupanmu. Sekiranya dulu engkau pernah melakukannya, sekarang tidak lagi, pasti ada yang hilang dari keceriaan Ibumu. Sekiranya engkau menuangkannya, sedang orang lain yang memberikan kepada Ibumu, tentu Ibumu tahu bahwa sepertinya engkaulah yang menuangkannya dan engkau berada di balik tabir. Sungguh dalam firasat hati Ibumu.

Wahai anak, lebih afdhol mana menyibukkan diri dengan sholat sunnah atau memijat dan menunggui Ibumu? Lebih baik mana jihad fi sabilillah yang tidak wajib dengan berbakti? Lebih baik mana engkau tetap mengajar agama kepada anak didikmu atau meninggalkannya sebentar untuk menyambut panggilan Ibumu, sekedar memberi makan anak ayam peliharaan Ibumu?

Cobalah Anda, sebagai anak menjawabnya. Dan apakah Anda sudah berbakti kepada Ibu Anda? Tunjukkanlah kepada kami, yang mana bakti Anda tersebut? Semoga bisa dipelajari dan ditiru para pembaca lain. Atau mungkin ungkapan cinta Anda kepada Ibu Anda? Selamat menanggapi...

1 komentar: